Kumpulan Peribahasa Indonesia Beserta Artinya
Kumpulan Peribahasa Indonesia Beserta Artinya
Kumpulan Peribahasa Indonesia Beserta Artinya
![]() |
Sumber foto: tes.com |
A
Berbicara Peribahasa. Peribahasa
merupakan salah satu materi ketika kita belajar bahasa Indonesia.
Peribahasa
- ABU
-Mengabui
mata orang (Orang yang suka menipu orang lain
-Sudah
menjadi abu arang (Hancur lebur).
-Terpegang
di abu dingin (Penderitaan yang disebabkan oleh
tingkah lakunya sendiri).
- ADA
-Ada
batang cendawan tumbuh (Tak
pernah berputus asa untuk mencapai cita-cita).
-Ada
bunga, ada lebah (Tempat yang banyak mendatangkan
rezeki pasti banyak pula orang yang berdatangan).
-Ada
padang ada belalang (Asal mau berusaha pasti memperoleh
keberhasilan).
-Ada
udang di balik batu (Mempunyai keinginan yang
disembunyikan).
-Asal
ada, kecil pun pada (Kalau belum mendapat rezeki yang
banyak, sedikitpun tak apa).
-Ketika
ada jangan dimakan, telah habis maka dimakan
(Jika mendapatkan kesenangan, ingatlah pada saat kesusahan).
-Ketika
ada sama dimakan, tak ada sama ditahan
(Suka dan duka dihadapi bersama-sama).
-Tak
ada tolak angsurnya (Mengejar ciat-cita tak pandang
usia).
- ADAT
-Adat
sepanjang jalan, cupak sepanjang betung
(Dalam melakukan sesuatu harus sesuai dengan peraturan yang berlaku).
-Hidup
dikandung adat, mati dikandung tanah
(Hidup di lain daerah harus dapat mengikuti adat yang berlaku).
-Adat
muda menanggung rindu, adat muda menahan ragam (Dalam menghadapi suatu masalah, orang yang muda harus bisa
menahan emosi dan orang tua harus memberikan tauladan).
-Adat
diisi, tembaga dituang
(Melakukan pekerjaan jangan menyimpang dari peraturan).
-Adat
teluk timbunan kapal, adat gunung tepatan kabut (Bertanya sebaiknya kepada orang yang lebih pandai dan
meminta kepada orang yang kaya).
-Adat
rimba, siapa berani ditaati
(Seseorang yang tidak mempergunakan akalnya, hanya mengandalkan
kekuatannya).
-Adat
dunia balas membalas, syariat palu memalu
(Kebaikan dibalas dengan kebaikan, kejahatan dibalas dengan kejahatan).
-Habis
adat karena kerelaan (Sama-sama menyatakan sikap yang
baik dalam musyawarah).
-Adat
negeri memagar, adat lesung berdedak
(Mau mendapatkan keuntungan, harus sanggup menanggung kerugiannya).
-Adat
lama pusaka using (Adat istiadat yang tak berubah).
- AIR
-Air
susu dibalas dengan air tuba
(Kebaikan dibalas dengan kejahatan).
-Air
beriak tanda tak dalam (Orang
yang bodoh banyak bicara).
-Air
tenang menghanyutkan (Orang yang pendiam biasanya
pandai).
-Air
laut pun ada pasang surutnya
(Rezeki seseorang selalu berubah-ubah, terkadang unutng dan terkadang
rugi).
-Air
ditulang bubungan, turunnya ke cucuran atap
(Sifat dan tabiat anak biasanya seperti orang tuanya).
-Air
sama air kelak menjadi satu, sampah ke tepi juga (Bila terjadi perselisihan dalam keluarga, pada akhirnya
akan berbaikan kembali).
- BADAK
-Seperti badak makan anaknya (Orang tua yang tega membuat anaknya celaka).
-Seperti kulit badak
(Orang yang bersifat keras dan kejam, tidak mempunyai perasaan).
-Anak badak dihambat-hambat
(Anak sendiri dikorbankan untuk kepentingan orang tua).
- BADAN
-Selama hayat masih di kandung badan (Selama masih hidup perbuatlah kebaikan).
-Hancur badan di kandung tanah, budi baik di kenang jua (Kebaikan seseorang akan selalu dikenang selama-lamanya).
-Badan dapat dimiliki, hati tak dapat dimiliki (Seseorang yang tak mencintai suaminya, karena belum dapat
melupakan kekasihnya yang dahulu).
-Biar badan penat, asalkan hati senang (Biarpun hidup susah, tetapi dapat merasakan kebahagiaan).
- BADAR
-Main badar main gerundang
(Suka mencontoh perbuatan orang lain, dan akhirnya celaka sendiri).
-Bila pandai menggulai, badar menjadi tenggiri
(Untuk mencapai sesuatu harus mau berusaha).
- BAGAI
-Bagai mendapat durian runtuh (Memperoleh keberuntungan besar sekali, sehingga tidak bisa
dinilai).
-Bagai mengail kucing hanyut (Mengerjakan sesuatu yang tidak bermanfaat).
-Bagai mengayuh biduk hilir
(Seseorang bahagia, sebab diberi pekerjaan yang sesuai dengan bidangnya).
-Bagai menghitung bintang di atas langit (Mengerjakan sesuatu yang tak berguna).
-Bagai pucuk pisang didiang
(Tak berdaya sama sekali).
-Bagai menuhuk ke dalam lurah (Biasanya orang besar memberi tekanan terhadap orang kecil
dengan maunya sendiri).
-Bagai menunjukkan ilmu kepada orang yang sudah kenyang (Menunjukkan sesuatu kepada orang yang sudah mengetahui,
tentu saja tidak dihiraukan).
-Bagai menyurat di atas air (Menyelesaikan suatu pekerjaan, tetapi tak ada artinya).
-Bagai minum air bercacing
(Menyelesaikan pekerjaan dengan terpaksa, karena tidak disukainya).
-Bagaimana mentimun hendak berlaga dengan durian (Orang kecil merasa sulit dan susah melawan yang besar lagi
berkuasa).
-Bagai parang bermata dua
(Keuntungan bisa diambil dari kedua belah pihak).
-Bagai pelita kehabisan minyak (Keluarga yang mengalami penderitaan, sementara sumbernya
tidak ada).
-Bagai perahu tak berkemudi (Ibarat negara yang tidak mempunyaii pimpinan).
-Bagai roda pedati, sekali ke atas, sekali ke bawah (Kehidupan manusia di alam dunia ini nasib yang dialaminya
tidak menentu).
-Bagai si cebol merindukan bulan (Yang diangan-angankan mustahil tercapai).
-Bagai si kudung (si puntung) dapat cincin (Menemukan sesuatu tapi tidak bisa dipakai sendiri).
-Bagai dulang dengan tudung saji (Pasangan yang ideal (seimbang)).
-Bagai empedu lekat di hati
(Perusahaan yang seimbang serta tidak mudah diceraikan).
- BAHAN
-Besar kayu besar bahannya
(Besar pendapatan, besar pula pengeluarannya).
- BAHASA
-Bungkam seribu bahasa
(Ketika ditanya tak mau menjawab sedikitpun).
-Bahasa menunjukkan bangsa
(Gaya bahasa seseorang dapat menunjukkan asal-usulnya).
- BAIK
-Baik berjagung-jagung sementara padi belum masak (Mendambakan sesuatu yang lebih bagus, tetapi hendaknya mau
menerims dahulu apa yang ada pada saat itu).
-Baik berputih tulang daripada berputih mata (Lebih baik ditinggalkan daripada ditungguhi,
sementara tidak bisa membawa ketenangan).
-Baiklah menjadi ayam betina supaya selamat (Lebih baik mengalah, agar tidak menimbulkan kesedihan).
-Baik pada segenggam dengan senang hati daripada di selubang
dengan susah hati (Lebih baik hidup sederhana dengan
hati yang tentram, daripada hidup kaya raya tetapi diliputi dengankesedihan).
- BAHU
-Memikul bahu, menjinjing di kepala (Semua yang akan dikerjakan hendaknya direncanakan terlebih
dahulu).
-Tangan mencencang, bahu memikul (Hanya orang yang bersalah yang akan diberi hukuman).
- BAJAK
-Bajak selalu di tanah yang lembut (Di mana saja orang miskin akan selalu hidup menderita).
-Bajak patah banting terambau (Mendapat musibah secara beruntun).
-Untuk bajak kait, untuk cangkul unjur (Pekerjaan yang masih tanggung, belum selesai).
- BAJI
-Tahan baji oleh keledai
(Kekerasan harus dilawan dengan sifat yang halus).
-Baji dahan membelit dahan
(Seorang anak yang menghamburkan harta kekayaan orang tuanya).
- LABA
-Laba
sama dibagi, untung sama diterjuni (Suka
dan duka dirasakan berdua).
- LADA
-Belum
tahu di pedas lada (Orang yang belum berpengalaman).
-Siapa
makan lada, akan berasa pedasnya (Siapa
yang berbuat harus berani bertanggung jawab).
- LADANG
-Lain
ladang lain belalang (Berharap
memperoleh keuntungan yang besar, malah menderita kerugian).
-Menyiangi
ladang orang (Orang yang suka mencampuri urusan
orang lain).
-Menari
di ladang orang (Berfoya-foya menggunakan harta orang
lain).
- LALANG
-Padi
ditanam, lalang tumbuh (Berharap
memperoleh keuntungan yang besar, malah menderita kerugian).
-Di
mana lalang habis, di situ api habis (Kematian
tidak dapat ditentukan sendiri oleh manusia).
-Bersembunyi
di balik lalang sehelai (Tanggung
menyuruh atau bersembunyi orang akan tahu juga).
- LAMA
-Lama
hidup dapat dirasa, jauh berjalan banyak dilihat (Orang tua yang mempunyai banyak pengalaman).
- LAMBAT
-Lambat
laga asalkan menang (Berusaha mewujudkan cita-cita jangan
tergesa-gesa).
-Biar
lambat asal selamat (Dalam bekerja hendaknya selalu
berhati-hati dan tidak perlu tergesa-gesa, agar mendapatkan hasil yang baik).
- LAMPU
-Bagai
lampu kehabisan minyak (Orang yang
hidupnya kekurangan ; orang yangsedang sakit parah).
- LANGIT
-Ke
langit tak sampai, ke bumi tak nyata (Pekerjaan
yang terbengkalai). -Langit
runtuh, bumi telah terbang (Harapan
yang telah musnah).
-Di
mana tanah dipijak, disitu langit dijunjung (Orang
harus dapat menyesuaikan diri dengan lingkungan yang baru).
-Kalau
langit hendak menimpa bumi, bisakah ditahan dengan telunjuk (Orang lemah tak sanggup menghindar siksaan orang yang
berkuasa).
-Langit
pula hendak disigi (Orang kecil janganlah mencari-cari
jalan hendak menjatuhkan orang besar).